Hal ini disampaikan Isyana saat membuka kegiatan Edukasi Pengelolaan Keuangan Keluarga, bertempat di Kantor Pusat Kemendukbangga.
Selain itu, dia juga berpesan kepada masyarakat agar menghindari investasi ilegal dengan cara memastikan bahwa orang atau perusahaan yang menawarkan produk investasi sudah memiliki izin.
Dalam acara ini, Isyana menjelaskan, perubahan lingkungan strategis yang terjadi saat ini menuntut adaptasi dan inovasi, termasuk dalam pengelolaan keuangan keluarga.
Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) Tahun 2024 menunjukkan bahwa indeks literasi keuangan di Indonesia masih perlu ditingkatkan.
Pada kesempatan ini, Isyana juga menyampaikan bahwa kegiatan ini diselenggarakan dalam upaya membuka wawasan masyarakat, khususnya keluarga dalam pengelolaan keuangan.
Menurut dia, Kemendukbangga/BKKBN telah mengambil langkah-langkah strategis dengan mengembangkan materi pengelolaan keuangan berbasis siklus. Bukan hanya ibu-ibu saja, melainkan anak-anak juga sudah mulai harus bisa diajarkan.
“Kita juga pastinya sering mendengar istilah sandwich generation, bagaimana keluarga-keluarga muda saat ini harus menghidupi anak-anaknya, tapi juga harus menghidupi orang tuanya yang tidak memiliki literasi keuangan, sehingga orang tua bergantung pada anak-anaknya,” jelas Isyana.