Jakarta—Penasihat Presiden Bambang Brodjonegoro mengungkap alasan mengapa banyak orang Indonesia terjebak dalam investasi bodong, pinjaman online (pinjol), dan judi online (judol). Dalam acara Digital Economic Forum di Sopo Del Tower, Jakarta, Selasa (25/2/2025), dia menyatakan bahwa masyarakat Indonesia memiliki tingkat literasi keuangan yang rendah. “Isu pinjol sampai terkait dengan judol dan banyaknya investasi bodong yang harus tangani OJK, itu asal muasalnya, karena saya pernah komisaris di asuransi juga, berasal dari masih rendahnya literasi keuangan khususnya terkait investasi dan pinjaman.”
Padahal konsep itu tidak ada dalam investasi, Bambang menyatakan bahwa masih banyak orang yang percaya bahwa meskipun investasi berisiko rendah, mereka bisa mendapatkan untung besar. Dia menggambarkan fantasi, khayalan, atau hal-hal yang tidak mungkin terjadi.
Karena kebanyakan orang tidak pernah belajar secara menyeluruh tentang hal-hal dasar ekonomi atau bisnis, investasi itu mungkin karena menanggapi risiko rendah dan keuntungan tinggi. Meskipun itu hanya akan terjadi dalam mimpi. Namun, banyak orang percaya itu, katanya.
Kemudian, mengenai banyaknya orang yang terjerat pinjol, dia percaya bahwa pemberi pinjaman itu seperti hibah yang tidak perlu dikembalikan, meskipun sebenarnya itu adalah utang yang harus dibayar, berbunga, dan akhirnya akan meningkat.
Selain itu, dia menambahkan, “Jadi sepertinya tidak perlu dikembalikan, sehingga itu juga memicu berbagai siklus keuangan. Jadi itu hal pertama yang saya tekankan, masih pentingnya kita meningkatkan secara serius literasi keuangan, khususnya terkait transaksi, baik investasi maupun pinjaman.”