Menurut psikolog Nyaris, 200 miliar anak berusia 11 hingga 19 tahun bermain poker online dan melakukan transaksi senilai setidaknya Rp 293,4 juta.Widya Sintia Sari, seorang klinis psikolog, memberikan beberapa saran awal yang dapat membantu orang keluar dari jeratan judi online. Melepaskan diri dari lingkungan yang mendorongnya untuk berjudi adalah menarik.
Dia menyatakan bahwa orang-orang terdekatnya dapat membantunya dengan cara yang inovatif, seperti mendapatkan bantuan dari seorang psikolog untuk masalah yang dia hadapi.Untuk memulai, kita harus menyingkirkan lingkungan yang membentuknya. “Kami tawarkan bantuan sesederhana mungkin,” katanya selama pertemuan pada November 2024.Kita perlu mencari orang yang bisa membantu kita, mungkin untuk mendapatkan bantuan dengan masalah yang membuatnya bermain poker secara online.Dia menunjukkan bahwa semua orang memiliki kebutuhan yang sama, dan bahwa kebutuhan ini tidak tergantung pada seberapa pentingnya.
Mempunyai cukup dari apa yang Anda butuhkan adalah pilihan yang tepat. Tapi ada saat-saat ketika orang melakukan sesuatu tanpa mempertimbangkannya dengan baik; salah satu contohnya adalah bermain judi online. Itu tidak akan baik untuk ibu baptis. Dia menyatakan bahwa akan bermanfaat untuk mencobanya di awal. “Tetap tenang saja,” kata seorang psikolog dari Kuil Fatmawati di Jakarta.”Komdigi bekerja sama dan berkolaborasi dengan lintas sektor seperti Pemerintah dan pihak swasta untuk memerangi judi online,” kata Menteri Komunikasi dan Digital Meutya Hafid dalam wawancara dengan Tempo pada 23 November 2024.
Menurut Meutya, Komdigi telah menghentikan akses ke 5,1 juta situs web judi online hingga saat ini. “Salah satunya dengan memanfaatkan teknologi Artificial Intelligence (AI).”Jo, perjudian online adalah masalah yang sangat besar di Indonesia. Judi online bukan hanya aktivitas sehari-hari, tetapi juga membahayakan kestabilan ekonomi dan sosial negara. Jumlah uang yang dihabiskan untuk judi online diperkirakan mencapai 327 triliun baht pada tahun 2023 dan 110 triliun baht pada kuartal pertama tahun 2024, menurut statistik PPATK. Lebih mengejutkan lagi bahwa 197.540 individu berusia antara 11 dan 19 tahun terlibat dalam permainan judi internet, yang berhasil mengumpulkan uang sebesar Rp 293,4 miliar.
Pemerintah membentuk Satgas Judi Online sebagai tanggapan atas Keputusan Presiden No. 21/2024 tentang Satuan Tugas (Satgas) Pemberantasan Judi Daring untuk menangani masalah perjudian online yang semakin meningkat. Tujuan dari pembentukan Satgas ini adalah untuk memastikan bahwa kegiatan perjudian internet dilakukan dengan aman dan aman.Satgas Pasti terdiri dari sejumlah lembaga, termasuk Kementerian Koordinator Bidang Politik dan Keamanan (Kemenpolkam), Bank Indonesia (BI), Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan lembaga penegak hukum. Satgas Pasti menutup 9.062 perusahaan ilegal antara tahun 2017 dan 2024.Menurut Jaenal Ahmadi, Plt. Deputi Bidang Keamanan dan Ketertiban Masyarakat Kementerian Koordinator Politik dan Keamanan, Kementerian Koordinator Politik dan Keamanan sangat memperhatikan perjudian online. Asep menyatakan bahwa penanganan perjudian online memerlukan kerja sama dari hulu dan hilir, serta dana penelusuran untuk mengungkap pemilik keuntungan dari jaringan perjudian online.
Sebelumnya, PT Visionet Internasional (OVO) dan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) mengadakan Seminar Nasional dengan judul “Memerangi Judi Online dan Kejahatan Baru Era Ekonomi Digital 5.0” pada November 2024. Presiden dan CEO OVO, Karaniya Dharmasaputra, mengatakan bahwa perusahaan serius bekerja untuk menghentikan penipuan internet di Indonesia pada acara yang berlangsung di Jakarta yang dihadiri oleh perwakilan dari industri keuangan serta badan penasihat dan perencanaan LPP. “Hari ini kami meluncurkan GEBUK JUDOL (Gerakan Bareng Ungkap Judi Online), melalui kolaborasi multi-stakeholder dan optimalisasi teknologi untuk melakukan patroli siber, mencegah, dan mendeteksi transaksi judi online, termasuk memblokir akun yang terkonfirmasi terkait judi online,” kata Karaniya.Kepala PPATK Ivan Yustiavandana menyatakan bahwa Seminar Nasional ini merupakan bagian dari Kelompok Nasional Anti-Korupsi, Anti-Terorisme, dan Anti-Proliferasi Senjata Pemusnah Massal (APUPPT dan PPPSPM) yang telah beroperasi selama 22 tahun. “Fakta yang terjadi saat ini, transaksi yang digunakan untuk bermain judi online semakin kecil, namun jumlah pemainnya semakin banyak, sehingga transaksi yang beredar terkait judi online semakin besar,” katanya.