Rival Judi Online yang Tak Terbatas

Negara memang melakukan serangan terhadap judi online, atau judol. Akan tetapi, pemerintah sepertinya belum memenangi perang itu sama sekali. Sepanjang tahun lalu, sekitar sepuluh ribu rekening yang terkait dengan judol telah diblokir oleh Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK), Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan perbankan. Kementerian Kominfo (sekarang Komdigi) juga telah menutup sekitar 840 ribu situs dan akun yang terkait dengan judol dari 2020 hingga 2024.

Namun, virus judol malah menjadi lebih ganas daripada mati. Tahun ini diperkirakan perputaran uang dari judol akan meningkat menjadi Rp1.200 triliun dari Rp981 triliun tahun sebelumnya. Peta mafia judol tetap sama setelah banyaknya kasus yang diungkapkan. Praktik judol yang signifikan di Indonesia sangat terkait dengan bandar-bandar besar di luar negeri, terutama di Kamboja.

Perputaran uang dalam sehari mencapai Rp21 miliar dari penggeledahan toko judol di Cengkareng, Jakarta Barat, tahun lalu. Selain itu, celakanya, komplotan itu memiliki 4.324 rekening bank yang diperoleh melalui pembayaran kepada individu umum untuk membuka atau memberikan rekening kepada mereka.

Semua sistem yang rapi itu dikendalikan oleh organisasi induk mereka di Kamboja, dan kelompok khusus ini menjaring masyarakat dengan memberikan bayaran antara Rp500 ribu dan Rp1 juta per orang.

Bos judol Kamboja saat ini tidak hanya mengawasi orang Indonesia dari jarak jauh, tetapi mereka juga secara besar-besaran merekrut orang Indonesia untuk berkontribusi pada bisnis kotor itu di negara tersebut. Tujuan baru bagi penyelundupan pekerja migran adalah Kamboja dan Myanmar. Menteri Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI) Abdul Kadir Karding menyatakan bahwa puluhan ribu warga negara Indonesia telah berangkat ke Kamboja untuk bekerja sebagai pekerja migran ilegal. Ternyata sebagian besar dipekerjakan di tempat judol.

Oleh karena itu, gajah di seberang lautan adalah musuh perang judol kita. Karena itu, tanpa kerja sama lintas batas—khususnya dengan kepolisian Kamboja—perang ini tidak akan terjadi. Divisi Hubungan Internasional (Divhubinter) Polri baru-baru ini menggandeng Kepolisian Nasional Kamboja (CNP) untuk memerangi kejahatan internasional. Kami berterima kasih atas upaya tersebut.

Namun demikian, kami meminta pemerintah Indonesia untuk menekan pemerintah Kamboja karena serangan judol yang masif. Pemerintah harus serius berunding dengan “Negeri Angkor Wat” jika mereka ingin bekerja sama dalam memerangi judol.

Desak pemerintah Kamboja untuk membantu Indonesia dengan memblokir rekening yang menerima dana mencurigakan terkait judol Indonesia. Jika pemerintah Indonesia benar-benar percaya bahwa judol ini adalah racun yang harus dihilangkan, ini seharusnya menjadi tindakan yang cepat dan berhasil.

Selain itu, pemerintah harus berusaha lebih keras lagi untuk mengungkap dasar dari kecanduan judol yang semakin meningkat di kalangan rakyat Indonesia. Ini sudah lama diketahui bahwa hubungan antara konsumsi judol dan tingkat kemiskinan yang terus meningkat di Indonesia. Potensi di Indonesia saat ini menunjukkan peningkatan pengangguran dan kemiskinan, yang hampir selalu dibarengi dengan peningkatan kecanduan judi masyarakat.

Ini terjadi karena orang yang hidup dalam kemiskinan melihat judi sebagai cara pintas untuk mendapatkan uang. Meskipun fakta bahwa judi memiliki efek negatif, mereka tetap merasa bahwa tidak ada cara lain untuk mendapatkan uang untuk memenuhi kebutuhan mendesak mereka. Memainkan judi hanya untuk makan, bukan untuk menjadi kaya. Ini benar-benar menyedihkan.

Akibatnya, jika negara ingin mengambil tindakan, angka kemiskinan harus menjadi fokusnya. Proses pengaman jangka pendek harus dimulai segera. Angka kemiskinan yang tinggi adalah katalisator untuk masalah lain selain lingkaran setan judi.

Pada akhirnya, kami mengingatkan para pemangku kepentingan untuk memperkuat rencana untuk menyelesaikan masalah ini. Kita khawatir bahwa rakyat negeri ini terus hidup dalam mimpi tanpa pernah mampu mewujudkannya jika perang melawan judol tidak kunjung berakhir.