Tulang Punggung Keluarga: Soleh Operator Judol, Anak Pertama dari 7 Bersaudara, Tewas di Kamboja

Setelah diajak bekerja ke Kamboja, Soleh Darmawan, seorang pemuda dari Kota Bekasi, diduga menjadi korban perdagangan manusia. Jenazah seorang warga yang tinggal di Jalan Swadaya Raya, RT 002 RW 021, Kelurahan Jakasampurna, Kecamatan Bekasi Barat, Kota Bekasi, tiba di rumah duka dan disemayamkan pada Sabtu, 15 Maret 2025.

 

Diana (43), ibu Soleh, berkata, “Soleh anak pertama dari tujuh bersaudara, adik-adiknya masih banyak yang sekolah.” Soleh adalah orang yang ramah dan aktif dalam bersosialisasi. Dia adalah siswa SMK Negeri 1 Kota Bekasi dan telah berpartisipasi dalam organisasi sejak kecil.

Dia selalu ingin belajar setelah lulus sekolah. “Kuliah di AKPINDO (Akademi Pariwisata Indonesia), lulusan D3 jurusan Chef,” kata Diana. Sebelum bekerja di Kamboja, Soleh bekerja sebagai juru masak di sebuah hotel di Tangerang. Soleh dapat membantu keuangan keluarga dengan bekerja bersama satu orang adiknya yang juga bekerja.

Sementara itu, ayah Saifullah mengatakan bahwa Soleh adalah orang yang baik dan sangat peduli dengan lingkungannya. Dia aktif sejak sekolah menengah dan juga berpartisipasi dalam senat (organisasi mahasiswa), jadi yang bantuin marem temen-temennya dia di senat.

Sebelum ini diberitakan, Soleh Darmawan (24), seorang pemuda dari Bekasi, meninggal dalam keadaan tragis. Dia bekerja sebagai admin judi online (judol) di Kamboja dan kemudian pulang tinggal dengan nama. Dilaporkan bahwa Soleh menjadi korban perdagangan manusia dan mengalami penderitaan yang mengerikan sehingga ginjalnya diambil secara paksa.
Gambar Soleh bersama sejumlah orang yang diduga penyalur kerja dan kondisi terakhir korban dalam keadaan meninggal dunia ditemukan dalam pengungkapan akun X.

Menurut Diana, putranya telah pamit untuk bekerja di luar negeri sejak Senin, 17 Februari 2025. “Bilangnya ke Thailand, tapi pas udah meninggal adanya di Kamboja,” kata Diana ketika Soleh memberi tahu keluarga bahwa dia bekerja sebagai juru masak di sebuah hotel di Thailand. Soleh terus menghubungi keluarga melalui video call selama empat hari pertama dia berada di luar negeri. Pada Minggu (2/3/2025) malam, kejanggalan mulai terlihat saat Diana menerima telepon dari Soleh. Soleh, yang terkulai di kasur dalam keadaan lemas, tidak dapat dilihat oleh kamera telepon video. Pada ujung telepon, orang yang diduga menjadi teman sekerja Diana berbicara tentang kondisi anaknya yang sakit. Diana hanya bisa melihat anaknya sakit melalui telepon dan tidak bisa bertindak.

Saat pagi tiba, keluarga menerima berita duka dari luar negeri. Soleh meninggal dunia pada hari Senin, 3 Maret 2025. “Saya diteleponnya malam. Pas malamnya nelfon.” Dia menyatakan bahwa dia meninggal besok pagi. Diana membantu teman sekolah anaknya mencari Soleh di mana dia berada sampai akhirnya diketahui dia berada di Kamboja. Pada hari Sabtu, 15 Maret 2025, jenazah Soleh berhasil dipulangkan ke tanah air dengan bantuan Kedutaan Besar RI di Kamboja. Jenazah Soleh segera dimandikan sebelum disalatkan dan dikubur di pemakaman keluarga di dekat rumahnya. Diana melihat kejanggalan saat dimandikan. Di dekat posisi ginjal, ada luka yang menyerupai jahitan.

 

Ini menimbulkan kecurigaan karena Soleh meninggal bukan karena sakit, tetapi karena diduga menjadi korban perdagangan manusia. Saya benar-benar tidak mengerti. Jadi, ada jahitan di bagian perut. Diana menyatakan bahwa anaknya tidak pernah menjalani operasi. Diana kemudian mengetahui bahwa anaknya bekerja di Kamboja, mungkin sebagai admin Judol. Saat ini, dia berada dalam situasi di mana dia tidak tahu apa yang harus dia lakukan untuk menuntut keadilan atas kematian anaknya. Diana mengatakan, “Penyebabnya (meninggal) nggak tahu, saya kemarin sih sempat ikhlas, cuma saya pengennya enggak ada lagi yang terjadi seperti anak saya.”